Nama Kebun Binatang Bukittinggi Dari Masa ke Masa
(1853 Views) November 23, 2014 6:08 pm | Published by safitri ahmad | No comment
Suasana sejuk, kondisi topografi yang berbukit dan berlembah membuat Belanda menjadikan kota Bukittinggi sebagai tempat peristirahatan. Fasilitas tempat istirahat dibangun, berupa kebun bunga di bukit Malambuang (kebun binatang) di depannya terdapat bukit Jirek (Benteng Ford de Kock). Kebun bunga itu diperuntukan bagi pejabat Belanda untuk rekreasi dilengkapi dengan taman, pohon-pohon besar, bangku taman, dan lapangan tennis. Lokasinya yang terletak di atas bukit dengan panorama yang indah. Kebun bunga itu, ternyata menjadi kebun binatang.
Kebun bunga yang diperuntukan bagi pejabat Belanda tidak teroganisir, atas inisiatif 4 orang Belanda , Drh. J. Heck (dokter hewan) Groeneveld (Asisten Resident Van Agam) J.H. Schalling (Sekretaris Van de Geemente-Raad Ford De Kock) dan Edward Jacoboan (hartawan), pada tanggal 3 Juli 1929, kebun bunga berubah fungsi menjadi kebun binatang. Kebun Binatang pertama dan satu-satunya di Bukittinggi itu dinamakan Ford De Kocksche Dieren Park.
Ford De Kocksche Dieren Park, dipimpin pertama kali oleh seorang pribumi yang bernama A, Murad St. Batuah. Ia memimpin kebun binatang ini dari tahun 1929-1932. Setelah itu, kebun binatang dipimpin oleh orang Belanda sampai penjajahan Jepang. Tahun 1935, saat kepemimpinan, Nutzman, dibangun Rumah Gadang Baanjuang (memiliki anjungan di sebelah kanan dan kiri), yang menyimpan koleksi benda-benda sejarah Minangkabau. Sayang sekali, tahun 2015 saya mengunjungi rumah gadang baanjuang, koleksinya tidak terawat, terlalu banyak barang dan diletakkan tidak beraturan. Ada penyewaan baju pengantin Minang dan pengunjung dapat berfoto di pelaminan di salah ruang (bagian ujung).
Saat penjajahan Jepang, kebun binatang tidak terurus, sampai zaman Kemerdekaan, A. Murad St, Batuah memimpin kebun binatang dari tahun 1945-1949, oleh Komite, Nasional, Indonesia Bukittinggi, : M.Z. Dt. Maharajo.
Pada masa kemerdekaan, beberapa fasilitas ditambah.Tahun 1955, dibangun rangkiang sibayau-bayau dan sitinjau lauik, di sebelah kanan dan kiri rumah gadang, dan rumah tabuah.
Tahun 1980-an dibangun amphitheather, tempat pertunjukan kesenian Minang, di depan rumah gadang. Nama amphitheater itu “ Medan Nan Bapaneh”. Penamaan amphitheater ini,saya kira berasal dari kebiasaan, pemuka adat Minangkabau, jika mengadakan rapat di alam terbuka, bisa di dua tempat. Pertama di area yang terbuka tidak ada pelindung dari sinar matahari (Medan Nan Bapaneh) dan kedua, area terbuka dengan lindungan pohon beringin (Medan Nan Balinduang).
Kebun binatang terhubung dengan Benteng ford de kock oleh jembatan limpapeh, sehingga pengunjung dapat menikmati objek wisata di kedua tempat itu tanpa harus jalan memutar (cukup melalui jembatan limpapeh). Dengan terkoneksinya kebun binatang dan benteng, terjadi penambahan koleksi binatang di benteng (sebelumnya hanya hamparan rumput, tidak ada koleksi binatang) seperti burung dan kuda.
Dari awal pendirian sampai tahun 2014 kebun binatang ini sudah beberapa kali mengalami pasang surut jumlah koleksi dan keberhasilan mengembangbiakan binatang. Masa kejayaannya saat, dipimpin oleh Opstal tahun 1933, sebanyak 150 binatang khas Sumatera diberikan ke kebun binatang Surabaya, dan kebun Binatang Surabaya memberikan koleksi binatang khas Indonesia Timur untuk dipamerkan di kebun binatang Ford De Kocksche Dieren Park. Masa sulit, saat zaman Jepang, Jepang menembaki sebagian binatang, dan menelantarkan kebun binatang ini. Jepang pergi, pemerintah Indonesia mengambil alih, memperbaiki dan mengembangkannya.
Sesuai pergantian penguasa, nama kebun binatang pun disesuaikan.
Masa penjajahan Belanda:
(1900) strom park (kebun bunga)
(1929) Ford De Kocksche Dieren Park (kebun binatang)
Masa Kemerdekaan :
Taman Puti Bungsu
(1970) Taman Bundo Kanduang
(tahun….) Taman Marga satwa dan Budaya Kinantan
About safitri ahmad
Saya arsitek lansekap dan urban planner, lahir dan besar di Bukittinggi. Sekarang di Jakarta dan sibuk dengan menulis arsitektur lansekap dan arsitektur, serta mengerjakan proyek arsitektur lansekap dan kajian perkotaan. Buku pertama saya "Gunawan Tjahjono : Arsitek Pendidik."
No comment for Nama Kebun Binatang Bukittinggi Dari Masa ke Masa