Bulek-Bulek (Onde-Onde Khas Minang)
(72 Views) Juli 16, 2022 3:17 am | Published by safitri ahmad | No commentDi nagari Balingka nama cemilan ini disebut bulek-bulek, di sebagian nagari bernama inti, jika di dalamnya terdapat isi berupa parutan kelapa dan gula pasir. Cemilan ini mirip onde-onde goreng, tapi tidak ditaburi wijen.
Bulek-bulek atau inti merupakan cemilan adat, cemilan yang disuguhkan pada acara-acara adat di Minangkabau, misal baralek (pesta) datuak, baralek (pernikahan), dan khatam quran. Karena itu, bulek-bulek tidak dijual di toko makanan atau toko oleh-oleh.
Waktu kakak wanita saya menikah keluarga kami juga membuat bulek-bulek untuk dihidangkan kepada tamu dan menjadi antaran untuk keluarga besan. Waktu itu ada tiga ukuran bulek-bulek yang dibuat ; 1 . ukuran kecil (diameter 6 cm), 2. Ukuran sedang (diameter 8-10 cm) dan 3. ukuran besar (diameter 15-18 cm).

Ukuran kecil disajikan untuk tamu, sedangkan ukuran sedang dan besar menjadi antaran untuk keluarga besan. Pengerjaan bulek-bulek ukuran sedang dan besar membutuhkan waktu dan kesabaran. Untuk membuat bulek-bulek menjadi besar, satu kuali hanya memuat 1 bulek-bulek ukuran besar. Bulek-bulek digoreng dengan api kecil, diputar-putar, dan ditekan-tekan agar mengembang, bisa menghabiskan waktu 15-20 menit untuk satu bulek-bulek. Bulek-bulek akan masak dengan sempurna dan rata, tidak ada bagian gosong dan di bagian dalam bulek-bulek kosong. Kalau bulek-bulek kecil di bagian dalam tidak kosong.
Saya secara tidak sengaja menemukan bulek-bulek di pasar bawah. Penjual bulek-bulek sedang membulat-bulatkan adonan dan menggoreng. Saya coba, enak, harganya murah Rp.5.000 untuk 4 bulek-bulek. Saya beli beberapa, dan masih enak dan empuk walau sudah lebih dari 5 jam. Selain menjual bulek-bulek, ia juga menjual lapek bugih, enak. Ia berjualan di salah satu lapak di pasar bawah, tidak ada nama toko dan sulit memberi panduan menuju toko tersebut. Setiap ke Bukittinggi, jika sempat saya beli bulek-bulek di sana, walau harus mencari dan salah arah, tapi tetap ketemu, penjual bulek-bulek itu.
About safitri ahmad
Saya arsitek lansekap dan urban planner, lahir dan besar di Bukittinggi. Sekarang di Jakarta dan sibuk dengan menulis arsitektur lansekap dan arsitektur, serta mengerjakan proyek arsitektur lansekap dan kajian perkotaan. Buku pertama saya "Gunawan Tjahjono : Arsitek Pendidik."
No comment for Bulek-Bulek (Onde-Onde Khas Minang)